INFINITE LOVE (Chapter 9)

Title                 : Infinite Love (Chapter 9)

Author             : Bee678

Rating             : Teenager

Length             : Chapter

Genre              : Romance

Cast                 : Nam Woohyun, Park Jiyeon

Other cast        :Im Jaebum, Jung Soo Jung (Krystal), INFINITE Member’s

Disclaimer       : 100% original buatan author kecuali castnya..Say No to tukang fotokopi (Plagiat!!)

*NB: Mian..mian..mian..mian..(Bow2x) baru bisa ngepost sekarang..karena kemaren sibuk laur biasa..ini 2 part terakhir kayanya..OK! Happy Reading..jangan lupa komentar biar semangat lanjutinnya..GOMAWO..GBU all ^^

All Author POV

“Yaa, Jiyeon-ah! Apa yang kau lakukan di luar? Kau sengaja membuatku kelaparan?” tanya Jaebum sambil membuka pintu pagar rumah yeoja itu. Detik berikutnya matanya beradu dengan mata namja yang sedang menggenggam lengan Jiyeon saat itu. Jiyeon menatap kedua namja di sampingnya bergantian.

Woohyun mendengus lalu pelan-pelan melepaskan genggaman tangannya di lengan yeoja kurus itu. Jiyeon menatap namja yang masih sangat dicintainya itu dalam diam. Untuk beberapa saat mereka berdua saling bertukar pandang tanpa mempedulikan keberadaan Jaebum di sana.

Tiba-tiba Woohyun tersenyum sinis sebelum akhirnya memaksakan diri untuk tertawa. Jiyeon mengerutkan dahinya, bingung.

“Aku rasa sekarang aku tahu alasan sebenarnya kau memutuskanku.” ujar Woohyun dingin sambil menatap yeoja di hadapannya tajam. Matanya yang semakin memerah memperlihatkan emosinya yang tertahan. Kerutan di kening Jiyeon semakin dalam. Kali ini dia benar-benar tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Woohyun.

“Oppa, kau mabuk! Bicaramu semakin kacau. Sebaiknya kau segera pulang. Aku akan memanggilkan taxi untukmu.”

“Wae? Apa kau sebegitu inginnya aku pergi dari sini sehingga kau bisa bersama teman masa kecilmu itu?” tanya Woohyun lalu menatap sekilas namja yang berdiri santai di belakang Jiyeon.

Yeoja ini membelalakan matanya dan akhirnya mengerti arah pembicaraan mantan namja chingunya itu. Jiyeon menghela nafas berat sebelum berniat meluruskan kesalahpahaman yang ada di otak Woohyun.

“Oppa, ini…”

“Nappeun yeoja.” sela Woohyun datar sukses membuat Jiyeon mengatupkan kembali rahangnya. “Sejak kemunculannya aku selalu merasa tidak aman. Tapi aku tidak menyangka ternyata ketakutanku itu benar-benar terjadi. Bahkan dalam waktu yang singkat kau berpaling pada namja yang kau bilang hanya kau anggap sebagai teman lama.” lanjut Woohyun. Suaranya terdengar bergetar. Ia bergerak mundur beberapa langkah karena kehilangan keseimbangan. Jiyeon segera mengulurkan tangannya, berniat menahan tubuh Woohyun namun namja itu buru-buru menghempaskannya. Seketika itu juga tubuhnya bergetar hebat karena berusaha menahan tangis. Untuk pertama kalinya Woohyun memperlakukannya kasar seperti tadi.  “Kau tidak perlu bersikap baik padaku di depan kekasih barumu itu! Cukup aku yang kau sakiti. Walaupun aku tidak menyukainya, tapi aku tidak berharap orang itu mengalami hal serupa denganku.” ujar Woohyun sambil berusaha berdiri tegak di hadapan yeoja yang kini terlihat pucat.

“Kalau kau sudah tahu,  mengapa kau tidak pergi sekarang?” tanya Jiyeon berusaha terdengar ketus. Baik Woohyun maupun Jaebum sama-sama membulatkan matanya, terkejut mendengar kalimat yang baru meluncur dari mulut yeoja ini. Detik berikutnya tawa Woohyun meledak. Ia bergerak maju mendekati Jiyeon yang berdiri terpaku sambil mengepal kuat-kuat ujung kaosnya dengan sebelah tangan. Woohyun tersenyum sinis begitu jarak mereka hanya terpaut beberapa senti.

“Akhirnya kau mengatakannya juga. Chukae Park Jiyeon, kau sudah berhasil membuatku menjadi seorang bodoh yang rela melepaskan mimpinya demi yeoja sepertimu.” tukas Woohyun kasar.

“Yaa! Jaga bicaramu! Apa maksud ucapanmu itu? Kau pikir yeoja seperti apa dia?” kali ini Jaebum bersuara sambil berjalan ke samping Jiyeon.

Woohyun tersenyum sambil menatap Jaebum sekilas sebelum kembali mengarahkan matanya pada mata gelap milik yeoja di depannya. Namja ini sudah mulai kehilangan kesadaran. Rasa sakit di hatinya bercampur dengan alkohol yang diminumnya membuat otaknya tidak mampu berpikir jernih hingga membuatnya mengeluarkan kata-kata menusuk seperti tadi.

“Aku hanya mau memperingatkanmu. Mungkin apa yang aku alami sekarang akan kau alami juga nanti. Yeoja ini sangat hebat dalam mempermainkan perasaan namja yang mencintainya.” ujar Woohyun tanpa melepaskan tatapannya pada Jiyeon.

Yeoja itu tetap bergeming. Hatinya menjerit kesakitan. Bukan karena kata-kata yang dilontarkan Woohyun padanya, melainkan karena Jiyeon bisa mengetahui seberapa besar rasa cinta namja itu untuknya sehingga ia bertingkah seperti ini.

Berbeda dengan Jiyeon, kata-kata Woohyun tadi membuat gejolak emosi di dalam dada Jaebum mencuat. Darah di otaknya mendidih hingga akhirnya secara naluriah ia menarik kerah jaket kulit Woohyun dan melayangkan tinjunya tepat di pelipis namja itu. Jiyeon langsung berteriak dan mendorong Jaebum agar menjauh dari namja mabuk ini. Woohyun yang saat itu sudah lemas langsung jatuh tersungkur ke tanah. Jiyeon segera berlari menghampirinya dan berlutut di samping namja itu.  Ia tidak peduli dengan barang belanjaannya yang jatuh berserakan saat mendekati Woohyun.

Jiyeon mengangkat tubuh namja itu ke posisi duduk. Woohyun pingsan. Pukulan tadi merupakan puncak dari sakit kepala yang ia tahan. Namja itu tidak menyadari kalau saat ini Jiyeon sedang membiarkan kepalanya berada di pelukan yeoja tersebut.

“Yaa, mwoaneungoya?!” bentak Jiyeon sambil menatap tajam Jaebum melalui matanya yang sudah tertutup air.

“Aku tidak terima, orang itu mengatai yeoja yang kucintai di depan mataku.” seru Jaebum tak kalah keras sukses membuat Jiyeon terdiam. Detik berikutnya yeoja ini menangis.

“Aku memang pantas mendapatkannya. Apa yang Woohyun Oppa katakan semuanya benar. Aku sudah menyakiti hatinya bahkan hampir menghancurkan mimpinya.” jawab Jiyeon getir sambil terisak. Hati Jaebum mencelos.

Untuk beberapa saat mereka tidak saling bicara. Jaebum menatap yeoja yang masih menopang tubuh Woohyun, bahkan memeluknya sangat erat. Yeoja itu menangis dalam diam seakan berusaha untuk tidak membangunkan namja yang berada di pelukannya. Hati Jaebum ikut sakit melihatnya. Ia juga bingung dengan pemandangan yang dilihatnya saat ini.

Namun satu hal yang ia tahu pasti, posisinya di hati yeoja cantik itu benar-benar sudah tergantikan oleh seorang idol bernama Nam Woohyun. Kisah masa lalu yang selalu ia bawa di hatinya ternyata tidak memperoleh jawaban yang sama dari Jiyeon. Bahkan bila Jaebum mau memaksakan dirinya masuk ke kehidupan yeoja itu, akan butuh waktu yang sangat lama untuk mengusir bayang-bayang Woohyun di hati seorang Park Jiyeon.

Segala pikiran, rasa sakit, kecewa, dan amarah yang bergejolak di dada dan otak  Jaebum terusik saat melihat Jiyeon, dengan sisa tenaga yang dimilikinya, berusaha mengangkat tubuh namja yang baru saja dipukulnya. Menyingkirkan ego yang mendominasi seluruh perasaannya, Jaebum mendekati Jiyeon dan langsung menaikan tubuh Woohyun ke atas punggungnya. Tanpa bersuara sedikitpun, namja ini masuk ke dalam kediaman yeoja yang menatap punggungnya intens.

“Gomawo.” ujar Jiyeon pelan saat Jaebum membaringkan tubuh Woohyun di sofa rumahnya. Namja itu menatapnya sekilas sebelum beranjak ke sofa kosong yang ada di sana.

Jiyeon menghela nafas berat lalu menatap wajah tampan Woohyun yang terlihat kusut. Detik berikutnya kaki yeoja ini dibuat lemas bahkan hampir terjatuh saat mendapati setetes air keluar dari mata namja yang sedang tertidur ini.

“Apa yang akan kau lakukan? Apa kau akan membiarkannya bermalam di rumahmu?” tanya Jaebum akhirnya, berhasil membuat Jiyeon tersadar dari kesedihannya.

Yeoja ini buru-buru menggeleng. Selanjutnya ia merogoh saku jaket Woohyun dan mengeluarkan sebuah ponsel dari sana, hendak menghubungi seseorang. Jiyeon terdiam sesaat ketika melihat perintah untuk mengisikan kata sandi pada layar ponsel tersebut. Dengan ragu ia masukan tanggal ulang tahunnya dan sedetik kemudian ponsel tesebut sudah tidak terkunci. Tenggorokan Jiyeon sekali lagi dibuat semakin kering saat melihat wallpaper ponsel namja itu. Foto dirinya yang sedang tertidur, entah kapan Woohyun mengambilnya.

Jiyeon segera menggelengkan kepalanya kuat-kuat lalu menekan-nekan layar sentuh ponsel itu, mencari nomor seseorang kemudian langsung menempelkannya ke telinga. Baru terdengar sekali nada sambungnya, orang di seberang telepon ini sudah mengangkatnya dan meneriakinya.

“Yaa, noe eodiya?”

“Sunggyu-shi..” panggil Jiyeon pelan. Namja yang baru saja dipanggil namanya terdiam kaget.

“Jiyeon?” tanya Sunggyu ragu.

“Ne. Bisakah kau menjemput Woohyun Oppa di rumahku? Dia mabuk dan sekarang sedang tertidur di tempatku.”

“MWO? Haiiiisshhh..anak itu benar-benar!” kesal Sunggyu. “Arasso, aku akan menjemputnya. Di mana rumahmu?” sambung namja di seberang telepon.

“Aku akan mengirimkannya lewat sms.”

“Hmm..aku akan segera ke sana. Maaf merepotkanmu Jiyeon-ah!” Sunggyu mengakhiri sebelum Jiyeon memutuskan teleponnya.

***

Sekitar setengah jam kemudian pintu rumah Jiyeon diketuk. Jaebum yang sedari tadi berusaha mengalihkan perhatiannya dari Jiyeon dengan bermain game di ponselnya segera menoleh. Ia memandang yeoja yang sedang mengompres pelipis Woohyun yang sedikit memar karena pukulannya tadi, lalu beranjak hendak membukakan pintu.

“Aku saja yang membukanya.” ujar Jiyeon sambil melirik Jaebum dengan ekor matanya kemudian bergerak menuju pintu rumahnya.

Tidak lama kemudian yeoja ini masuk lagi ke ruang tengah diikuti seorang namja bermata sipit. Namja itu menghela nafas kesal saat melihat salah satu membernya terbaring dengan tampang yang berantakan dengan bau alkohol tercium dari tubuhnya. Sunggyu segera memapah Woohyun keluar dari rumah yeoja ini.

“Jiyeon-ah, aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada kalian. Tapi aku sangat menyesal akan hal itu. Keberadaanmu sangat membawa pengaruh pada anak ini. Kuharap kau memikirkan lagi keputusanmu memutuskannya.” ujar Sunggyu tepat setelah melewati gerbang rumah Jiyeon. Yeoja ini terdiam sesaat sebelum menanggapi nasihat leader INFINITE tersebut.

“Hati-hati di jalan!” kata Jiyeon sambil menundukkan kepalanya. Sunggyu hanya bisa menghela nafas pasrah sambil menggeleng-gelengkan kepalanya lalu pergi dari rumah yeoja itu.

Jiyeon melangkah gontai sambil memegangi kepalanya sendiri, kembali memasuki rumahnya yang sepi. Rasa lelah yang begitu hebat menjalar di tubuhnya. Ia ingin cepat-cepat mengakhiri hari ini dengan menyendiri di kamarnya.

“Jaebum-ah, pulanglah! Aku ingin istirahat. Maaf aku tidak bisa membuatkanmu makanan.” ujar Jiyeon sambil mengurut keningnya sendiri. Tidak ada suara yang menanggapi ucapan yeoja ini. “Yaa, Im Jaebum!” panggil Jiyeon lemah dan sedetik kemudian yeoja ini terdiam saat mendapati ruang tamunya sudah kosong.

Jiyeon celingukan di rumahnya sendiri hingga matanya berhenti pada pintu geser berlapis kaca yang memisahkan dapurnya dengan taman kecil di belakangnya. Pintu itu sedikit terbuka dan dapat Jiyeon pastikan orang yang dicarinya kini berada di sana.

“Kalau kau masih sangat peduli padanya lalu kenapa malam itu kau memutuskannya?” tanya Jaebum tepat saat Jiyeon hendak membuka mulutnya. Namja itu kini tengah duduk di lantai kayu sambil mengotak-atik ponselnya sendiri berusaha menyembunyikan rasa gugupnya.

Jiyeon bergeming sementara matanya terus tertuju pada punggung lebar sahabat kecilnya. Ia menimbang-nimbang untuk beberapa saat, apakah menceritakan semuanya pada Jaebum akan membuat tekanan dalam dadanya bisa berkurang. Yeoja ini akhirnya menghela nafas lalu duduk di samping Jaebum. Keheningan meliputi malam dingin saat itu. Hanya terdengar bunyi ‘bip’ beberapa kali yang berasal dari ponsel namja tampan tersebut.

“Ini caraku mencintainya.” ujar Jiyeon sukses membuat pergerakan jemari Jaebum terhenti. Namja ini menoleh dengan kerutan di keningnya. Jiyeon mengabaikannya. Ia memilih untuk menerawang pemandangan remang-remang di hadapannya. Detik berikutnya yeoja ini mengehela nafas lalu mulai menceritakan semuanya pada namja di sampingnya.

“Apa kau begitu mencintainya sampai kau rela mengesampingkan kebahagiaanmu sendiri?” tanya Jaebum setelah Jiyeon menyelesaikan ceritanya.

Selanjutnya namja ini merutuki dirinya karena telah memberikan pertanyaan bodoh yang mungkin akan membuat ia sendiri terluka. Jiyeon menunduk berusaha menyembunyikan air mata yang semakin deras mengalir ke pipinya.

“Jaebum-ah, ottoke? Ottokachi? Keberadaannya di sampingku sudah menjadi kebiasaan bagiku hingga tanpa sadar aku selalu bergantung padanya. Semakin hari, semakin aku mencoba menyingkirkannya dari otakku, aku malah semakin merindukannya.” ujar Jiyeon sambil menatap lawan bicaranya.

Deg. Walapun Jaebum sudah tahu jawaban apa yang akan ia dapatkan, tapi mendengarnya langsung dari mulut yeoja di sampingnya membuat hatinya berkali-kali lebih sakit. Apalagi melihat wajah cantik Jiyeon yang menunjukkan keputusasaan dan basah karena air mata.

“Apa yang harus aku lakukan sekarang? Kenapa Tuhan mempertemukanku dengannya kalau akhirnya akan jadi seperti ini?” lanjut Jiyeon disambut dengan pelukan namja di sebelahnya. Tangisan yeoja ini langsung pecah di dada bidang Jaebum. Rasanya nyaman, lebih nyaman daripada menyendiri di kamarnya.

Mianhe, andai saja waktu itu aku tidak meninggalkanmu dulu, ujar Jaebum dalam hati lalu mempererat pelukannya.

Lebih dari lima belas menit Jiyeon menangis di pelukan Jaebum hingga akhirnya ia jauh lebih tenang. Mata dan hidungnya merah dan sesekali ia sesenggukan. Saat ini Jaebum membiarkan yeoja itu menyandarkan kepalanya di bahunya.

“Jiyeon-ah!” panggil Jaebum pelan.

“Hmm?”

“Boleh aku tanya sesuatu?” tanya namja ini disambut anggukan singkat dari lawan bicaranya. Jaebum bergeming sesaat sebelum akhirnya ia menghela nafas dan mulai mengeluarkan suaranya lagi. “Apa yang membuatmu jatuh cinta pada orang itu?” Jiyeon terdiam seraya berpikir.

“Karena dia Nam Woohyun.” jawab Jiyeon pelan akhirnya. Jaebum menggerakkan kepalanya sedikit agar dapat melihat wajah yeoja disampingnya lebih jelas. “Bagiku dia tampan. Apalagi saat tersenyum padaku. Meskipun sikapnya terkadang jauh lebih kekanak-kanakan dariku, tapi aku menyukainya. Aku menyukai semua yang ada pada dirinya.” sambung Jiyeon. Jaebum terenyuh saat melihat mata yeoja ini berbinar-binar saat membicarakan namja bernama Woohyun itu. Bahkan dibalik mata sembab dan wajah kusutnya, kebahagiaan itu tampak jelas di sana.

Jaebum mendongakkan kepalanya, menatap langit malam yang saat ini hanya dihiasi oleh bulan sabit.  Untuk beberapa saat keheningan kembali meliputi mereka.

“Kalau saat itu aku tidak pergi ke Amerika, dan kalau aku lebih dulu menyatakan perasaanku padamu, apa kau akan memilihku?” tanya Jaebum tanpa mengalihkan pandangannya. Namun tidak terdengar jawaban dari yeoja itu. Jaebum langsung menoleh dan detik berikutnya ia tersenyum. Jiyeon tertidur di bahunya. “Aku setuju satu hal dengan namja itu. Kau nappeun yeoja. Kau menjawab semua pertanyaanku dengan jujur tanpa mempedulikan perasaanku. Namun kau tertidur saat aku serius menanyakan posisiku dihatimu. Park Jiyeon, kau sangat hebat!” ujar Jaebum lalu tersenyum dan kembali mendongakkan kepalanya.

***

Jiyeon memoles lipgloss di bibirnya sebagai sentuhan terakhir. Kemudian ia memeriksa dandanan tipisnya sebelum berangkat ke kampusnya. Benar apa yang disampaikan Jaebum melalui pesan singkat beberapa hari lalu. Ini semua pilihannya dan tidak ada alasan baginya untuk menyesal atau terus terpuruk dalam kesedihan. Jiyeon memutuskan untuk memulai hidupnya sebagai seorang fans INFINITE, dan mendukung mereka terutama Woohyun dengan tulus.

“Jiyeon-ah!” panggil seorang yeoja saat dirinya sampai di depan kampus. Jiyeon menoleh ke sumber suara dan dilihatnya seorang yeoja mungil berlari menghampirinya lalu memeluknya sebentar. “Aku merindukanmu! Kau sudah tidak apa-apa?” tanya Jieun kemudian. Jiyeon menggeleng sambil tersenyum.

“Aku tidak apa-apa. Gomawo dan mianhe karena sudah membuatmu cemas.”

“Ne. Kau membuatku sangat cemas, chingu-yah!” ujar Jieun sambil mengangguk-anggukan kepalanya. “Sudahlah lupakan! Sekarang aku senang karena kau sudah kembali normal. Ayo ke kantin, aku tidak sempat sarapan.” sambung Jieun lalu menarik tangan JIyeon menuju cafeteria kampus.

“Yaa! Yaa! Yaa! Kau sudah liat berita terbaru tentang INFINITE?” terdengar suara seorang yeoja dari belakang meja tempat Jiyeon dan Jieun duduk untuk menikmati makanan mereka.

“Sudah! Untuk kesekian kalinya Woohyun Oppa menarik perhatian karena ekpresinya yang terlihat sangat sedih saat menyanyikan lagu Only Tears.” Jawab yeoja lain sukses membuat Jiyeon berhenti memasukkan roti ke dalam mulutnya.

“Aku curiga gossip itu benar!” kata yeoja pertama. Jieun menatap sahabatnya yang sudah kembali melahap roti yang dipegangnya dan berpura-pura tidak tertarik pada obrolan para yeoja di belakang mereka.

“Gosip yang mana?” tanya yeoja kedua sukses membuat Jieun menggertakan giginya sambil menatap tajam pada yeoja tukang gossip itu karena kesal. Sedangkan Jiyeon terus berkonsentrasi pada makanannya meskipun otaknya bereaksi terhadap pembicaraan kedua yeoja tersebut.

“Katanya Woohyun Oppa baru dicampakan oleh seorang yeoja.”

“YAA!!! Berhentilah bergosip!” bentak Jieun karena sudah tidak tega melihat wajah sahabatnya yang memerah. Kedua yeoja yang diteriaki terkejut. “Apakah orang tuamu membiayai kuliah kalian hanya untuk bergosip?” protes Jieun. Mulut kedua yeoja tersebut menganga. Detik berikutnya Jiyeon sudah menarik lengan Jieun dan menarik sahabatnya itu meninggalkan cafeteria.

“Jieun-ah, kau tidak perlu bersikap seperti itu. Aku tidak apa-apa.” tukas Jiyeon saat tiba di depan kelas mereka.

“Hajiman…”

“Jinja jinja jinja gwenchanha!” sela Jiyeon meyakinkan. Dengan ragu Jieun mengangguk lalu menggandeng lengan Jiyeon untuk masuk ke dalam kelas mereka.

Seperti biasa, apa yang keluar dari mulutnya barusan tidak sejalan dengan hati dan pikiran Jiyeon. Terbukti, selama mata kuliah bisnisnya berlangsung ia lebih memilih untuk diam-diam berkutat dengan laptopnya, membuka internet dan mencari berita yang dibicarakan kedua yeoja di cafeteria tadi.

Jiyeon menghela nafas lalu menggigiti kuku ibu jarinya sendiri saat memperhatikan setiap tulisan di artikel berjudul ‘Netizen khawatir dengan keadaan Woohyun akhir-akhir ini’, tidak lupa yeoja ini juga membaca setiap komentar yang hampir setengahnya ditinggalkan oleh fans Woohyun. Mereka mengutarakan berbagai spekulasi termasuk di dalamnya kecurigaan bahwa Woohyun sedang patah hati.

Yeoja ini mengamati artikel-artikel tersebut seraya berpikir beberapa saat hingga akhirnya ia berhenti pada sebuah keputusan. Jiyeon masuk ke dalam homepage resmi INFINITE lalu mengetikkan sesuatu di sana.

0609 said: “Namu Oppa, meskipun aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi bersemangatlah! Karena semangatmu merupakan vitamin untukku dan semua fansmu yang lain. Hwatting!!

Jiyeon berulang-ulang membaca rangkaian kata yang baru diketiknya itu. Ia menimbang-nimbang apakah yang ia lakukannya ini bisa membuat namja yang dicintainya kembali ceria. Namun untuk sekarang, sebagai seorang fans, hanya ini yang bisa dilakukannya.  Walaupun Jiyeon juga tahu pasti kemungkinan Woohyun membacanya sangat kecil. Akhirnya, tanpa banyak berpikir lagi yeoja ini menekan tombol enter dan pesannya itu langsung berbaur dengan pesan dari fans-fans INFINITE yang lain.

Di saat yang sama, di dalam sebuah van hitam, para member INFINITE yang baru saja akan pergi rekaman program musik di SBS, sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Woohyun lebih memilih untuk mendengarkan musik dari I-phonenya sambil memejamkan matanya sementara Sungjong sibuk dengan tablet-nya.

“Hyung! Hyung! Lihat ini!” seru si maknae sambil menguncang-guncang tubuh Woohyun.

“Wae?” gumam Woohyun malas tanpa menatap lawan bicaranya.

Homepage kita dipenuhi komentar untukmu!” jawab Sungjong sambil membaca satu persatu komentar yang ditinggalkan inspirit khusus untuk hyungnya itu. Woohyun bergeming.  “Aku suka yang ini! Walaupun sedikit membuat merinding karena geli, tapi kata-katanya beda dari pada yang lain.” sambung Sungjong.

“Memangnya apa yang ditulisnya?” tanya Hoya penasaran sedangkan Woohyun terlihat tidak begitu tertarik.

“Dari 0609, Namu Oppa, meskipun aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi bersemangatlah! Karena semangatmu merupakan vitamin untukku dan semua fansmu yang lain. Hwatting!!”

“Vitamin? Eeeii..” cela Sungyeol disusul sebuah jitakan dari Dongwoo.

Woohyun masih terdiam, namun ia merasa sesak di dadanya sedikit menguap setelah mendengar komentar salah satu fansnya itu.

***

Tiga bulan kemudian..

“Kau yakin tidak mau menemaniku menonton konser INFINITE?” tanya Jiyeon di depan pagar tetangganya.

“Apa untungnya bagiku menonton sainganku sendiri?” tanya Jaebum ketus. Jiyeon bergidik setiap kali Jaebum menyinggung tentang hal itu.

“Ya sudah kalau begitu! Aku pergi sendiri! Annyeong!”

“Yaa! Bagaimana kalau ia melihatmu? Kau mau membuatnya kembali terpuruk seperti beberapa bulan lalu?” tukas Jaebum.

“Tenang! Dia tidak akan melihatku diantara ribuan Inspirit lainnya. Lagipula aku sudah mempersiapkan ini.” ujar Jiyeon sambil mengeluarkan topi dari dalam tas selempangnya.

“Tapi..”

“Sudah, ya! Nanti aku terlambat! Annyeong Ajussi!” sela Jiyeon lalu berlari menajuhi Jaebum sebelum namja itu menjitaknya seperti yang sering dilakukanya setiap kali Jiyeon memanggilnya dengan sebutan Ajussi.

Tiga bulan terakhir ini Jiyeon lebih banyak menghabiskan waktunya bersama Jaebum. Namja ini sering sekali menceramahinya tentang berbagai hal sehingga Jiyeon memanggilnya Ajussi. Selama tiga bulan ini juga Jiyeon menjadi salah satu fans setia INFINITE. Ia selalu memposting komentar-komentar berisi semangat yang khusus diajukan untuk Woohyun, meski tak sekalipun sang idola membalasnya.

Jiyeon tiba di AX-Korea, tempat konser INFINITE berlangsung. Ia sudah berbaur dengan Inspirit lainnya di dalam gedung yang berukuran tidak terlalu besar. Tepat pukul 08.00 malam lampu panggung menyala disambut dengan suara teriakan yang riuh dari seisi gedung. Detik berikutnya terdengar alunan lagu ‘She’s back’ dan ketujuh namja tampan muncul dari balik layar putih raksasa dengan balutan baju kasual biru-putih.

Berawal dari hanya teriakan yang menyerukan nama idola masing-masing, lama-kelamaan seisi gedung ikut bernyanyi bersama INFINITE. Jiyeon tidak terkecuali. Ia berteriak-teriak histeris apalagi setiap kali Woohyun melakukan aegyo khasnya di atas panggung. Ya, Woohyun sudah jauh lebih ceria dibanding tiga bulan lalu.

Tidak terasa sudah lebih dari satu setengah jam konser itu berjalan. Hingga INFINITE membawakan lagu terakhir mereka lalu membungkuk mengucapkan sebagai ucapan terima kasih pada para fans mereka. Ketujuh namja tampan itu berjalan dari sisi kanan panggung ke sisi kiri panggung untuk memberikan hormat. Dan tanpa yeoja ini sadari, salah satu member INFINITE memergokinya diantara kerumunan fans yang didominasi oleh yeoja.

Konser berakhir dengan sukses. Para member INFINITE dan semua staf kembali ke belakang panggung sedangkan para penonton mulai berduyun-duyun keluar dari gedung konser ini. Para member INFINITE saling berpelukan dan beberapa ada yang berterima kasih pada staf di sana karena sudah menggelar konser dangan sukses.

“Yeoleobun chukha deurimnida!” seru seorang yeoja yang baru saja masuk ke dalam ruang ganti INFINITE. Tanpa menoleh pun ketujuh namja yang tubuhnya basah kuyup dengan keringat ini sudah tahu siapa pemilik suara manja itu.

“Soojung-shi, kau datang juga?” ujar Sunggyu basa-basi.

“Tentu saja! Aku tidak akan melewatkan konser idol kesukaanku!” jawab Soojung sambil menggandeng lengan Woohyun yang memang berdiri tidak jauh darinya.

“Kamsahamnida!” jawab Woohyun enggan sambil berusaha menyingkirkan lengan yeoja itu dari lengannya. “Mianhe, Soojung-shi, kami mau membersihkan diri dan berganti pakaian. Bisakah kau keluar sebentar?” pinta Woohyun sopan.  Soojung mendengus pelan sebelum mengangguk lalu pergi dari ruangan itu.

“Ckckckck..aku tahu dia cantik, tapi entah mengapa semakin aku melihatnya aku semakin kurang respect padanya.” gumam L.

“Na do.” ujar Dongwoo. Woohyun hanya mengangkat bahunya lalu mengambil handuk lalu segera mengganti pakaiannya diikuti para member lain.

“Hyung, ada pesan untukmu! Seperti biasa dari 0609.” ujar Sungyeol yang langsung membuka tablet PC-nya untuk melihat reaksi Inspirit terhadap konser mereka.

“Apa katanya?” tanya Hoya yang penasaran. Kemunculan 0609 sudah menjadi sesuatu yang menarik diantara member INFINITE. Menurut mereka pesan-pesan yang dituliskan oleh ID itu sangat familiar dan unik.

“INFINITE daebak! The best concert ever ^^. Woohyun Oppa, kau paling tampan saat tersenyum!” Sungyeol membacakan komentar dari ID 0609 itu. Member INFINITE lainnya langsung bergidik mendengarnya. Woohyun sendiri hanya terkekeh.

“Oh, iya, Woohyun Hyung!” seru Sungjong tiba-tiba teringat sesuatu. Woohyun menoleh dengan alis berkerut. “Sepertinya tadi aku melihat Jiyeon di antara para penonton.” sambung sang maknae kemudian disambut sebuah pukulan tepat di belakang kepalanya. “Appo!” gumam Sungjong sambil mengusap kepalanya sambil melirik ke arah yang memukul. Suasana di ruangan itu seketika menjadi kurang nyaman. Sunggyu menggertakan giginya sambil menatap kesal ke arah membernya yang satu ini. Sungjong segera membekap mulutnya sendiri. “Mungkin aku salah lihat.” lanjut Sungjong canggung.

Woohyun bergeming sedari tadi. Perasaannya yang bercampur aduk mendengar nama itu disebut lagi sejak tiga bulan terakhir. Luka hati yang sedikit demi sedikit sudah mulai mengering itu seakan terbuka lagi hanya dengan satu kata, Jiyeon. Dan apa kata Sungjong tadi? Yeoja itu ada di sini? Apa yang ia lakukan di sini? Bukankah dia bilang sudah tidak mau menemuinya lagi? Apa dia kemari bersama namja barunya? Pertanyaan-pertanyaan itu bermunculan di benak Woohyun. Detik berikutnya, entah mendapat dorongan dari mana, namja ini berlari keluar ruangan dengan tergesa-gesa. Bahkan ia mengabaikan Soojung yang berdiri di depan pintu dan memanggil-manggil namanya.

“Mwoya ige? Dia sama sekali tidak melihatku! Sebenarnya apa yang membuatnya berlari seperti orang gila?” omel Soojung kesal.

“Yaa! Lee Sungjong! Sudah berapa kali kuperingatkan, jangan menyebut nama Jiyeon di depannya! Kau lihat apa yang terjadi sekarang?” ujar Sunggyu dengan keras. Sungjong bergidik sedangkan para member lain hanya meringis.

“Mianhe, Hyung! Tapi aku benar-benar melihat Jiyeon di sana.” gumam Sungjong merasa bersalah.

Soojung mengurungkan niatnya untuk masuk ke ruangan di depannya setelah mendengar percakapan para member INFINITE di dalam. Mulutnya menganga, tidak percaya akan apa yang baru saja didengarnya. Tangannya mengepal keras di samping tubuh rampingnya. Selama beberapa bulan terakhir ini ia sudah melancarkan aksi-aksinya untuk mendapatkan namja yang disukainya, tapi dalam beberapa detik saja, semua yang sudah ia lakukan terlihat sia-sia.

“Cukup! Aku sudah muak pada yeoja itu!” gumam Soojung sambil menahan emosinya. Yeoja ini langsung melangkahkan kakinya melewati jalan yang sebelumnya dilalui Woohyun, berusaha mencegah namja itu bertemu dengan Jiyeon.

Woohyun menghentikan larinya tepat di lobi gedung konser ini. Tidak ada satu orang pun di sana. Para fans sudah berada di luar gedung. Yeoja bertopi putih tadi adalah orang terakhir yang keluar dari AX-Korea. Perhatian Woohyun sempat teralih saat yeoja bertopi itu menjatuhkan papan bertuliskan ‘Namstar’ yang terbuat dari lampu berwarna-warni. Namja ini hendak menghampirinya namun suara seorang yeoja berhasil mengurungkan niatnya itu.

“Oppa!” teriak seorang yeoja dari balik punggungnya. Belum sempat menoleh, sepasang tangan sudah melingkar di pinggangnya. Soojung memeluknya dari belakang.

“Soojung-shi, lepaskan aku! Bagaimana bila ada yang melihat dan salah paham?” ujar Woohyun risih sambil berusaha melepaskan pelukan Soojung. Di saat yang sama yeoja bertopi itu keluar dari gedung ini.

“Aku tidak peduli!” seru Soojung sambil mempererat pelukannya. Woohyun yang mulai kesal langsung menghempaskan lengan yeoja itu dengan kasar.

“Kau ini apa-apaan?” seru Woohyun sambil membalikkan tubuhnya menghadap yeoja berambut panjang itu.

“Aku ingin kau menjadi namja chinguku!” jawab Soojung lantang sukses membuat Woohyun terbelalak. Hening beberapa saat sebelum akhirnya ekspresi Woohyun kembali normal.

“Terima kasih kau menyukaiku. Tapi maaf, aku tidak bisa menjadi namja chingumu.” jawab Woohyun tenang namun berhasil membuat amarah Soojung meledak.

“Wae?” tanya Soojung tajam.

“Kau pantas mendapat namja yang lebih baik dariku. Namja yang sepadan denganmu. Lagipula untuk saat ini aku masih belum bisa memasukkan orang lain ke hatiku.” jelas Woohyun lalu menunduk dan bayangan wajah Jiyeon muncul di benaknya.

“WAE? Kenapa tidak bisa? Bahkan aku sudah menyingkirkan Park Jiyeon dari kehidupanmu!” seru Soojung histeris detik berikutnya yeoja ini mengatupkan mulutnya sambil melotot. Soojung dan Woohyun sama-sama terkejut. Karena tidak dapat mengontrol emosinya, yeoja ini membongkar sendiri rahasianya.

“Apa yang kau katakan tadi?” tanya Woohyun gugup. Matanya menyelidik yeoja dihadapannya. Soojung menggeleng dan hendak pergi dari tempat itu. “Apa maksudmu dengan menyingkirkan Park Jiyeon?” tanya Woohyun sambil mencengkram kedua lengan Soojung kuat-kuat.

“Oppa, nomu appa!” Soojung meringis lalu menghempaskan cengkraman Woohyun. Yeoja ini mundur selangkah sambil mengusap-usap lengannya sendiri.

“CEPAT KATAKAN APA MAKSUD UCAPANMU TADI?” bentak Woohyun membuat lutut Soojung lemas. Yeoja ini menangis saking takutnya. Ia tidak pernah melihat namja ini begitu marah padanya. Dengan kasar Woohyun menarik tangan Soojung ke dekatnya. “Apa yang telah kau lakukan?” tanya Woohyun sekali lagi kali ini jauh lebih pelan namun terdengar sangat menusuk.

“Mianhe, Oppa! Aku hanya ingin menjadikanmu miliku! Kau lebih pantas bersamaku daripada dengan yeoja biasa sepertinya.” jawab Soojung ditengah-tengah isak tangisnya. Woohyun bergeming sambil menatap penuh benci pada yeoja manja itu. “Aku..aku menyuruhnya meninggalkanmu dan sebagai gantinya..” Soojung terdiam lalu menundukkan kepalanya.

“APA?” bentak Woohyun sambil mengguncang tubuh yeoja itu. Tangisan Soojung semakin keras. Tubuhnya bergetar karena bentakan Woohyun tadi.

“Sebagai gantinya aku tidak akan menyebarkan foto yang diambil oleh paparazzi saat kau menghajar seorang namja untuk menolongnya.” ujar Soojung mengakhiri.

Hati Woohyun mencelos. Jadi selama ini hubungan dia dan Jiyeon berakhir bukan karena Jiyeon mendua. Namun karena yeoja itu ingin melindunginya. Pelan-pelan Woohyun melonggarkan cengkramannya pada lengan Soojung. Yeoja itu membekap mulutnya sendiri sambil menangis. Sedangkn Woohyun mundur beberapa langkah dengan wajah pucat. Ia bahkan hampir terjatuh karena kehilangan keseimbangannya.

Tiba-tiba saja ia mengingat komentar salah satu penggemarnya yang tadi dibacakan Sungyeol untuknya. Woohyun Oppa, kau paling tampan saat tersenyum! Kalimat itu mengingatkannya pada sesuatu. Sesuatu yang serupa yang pernah diucapkan Jiyeon padanya.

“Oppa, kau lebih cocok tersenyum! Aku sangat menyukaimu ketika kau sedang tertawa seperti ini” kalimat itu terngiang di otak Woohyun.  Jiyeon pernah mengatakannya setiap kali ia jenuh dan moodnya buruk. Woohyun tersenyum sinis.

“0609. Kenapa aku tidak pernah memikirkannya. Itu tanggal dimana Jiyeon menerima cintaku.” gumam Woohyun.

“Woohyun-ah, kalian kenapa?” ujar Sunggyu sambil menghampiri membernya itu. Woohyun tidak langsung menjawab. Pikirannya masih kacau saat ini. “Woohyun-ah!” panggil Sunggyu lagi.

“Hyung, aku harus pergi sebentar!” kata Woohyun. Sunggyu menatap namja pucat di depannya bingung beberapa saat. “Kau benar-benar licik, Soojung-shi! Bahkan kalaupun Jiyeon benar-benar mencampakkanku, aku tidak sudi berhubungan denganmu!” ujar Woohyun kasar sambil menatap tajam yeoja yang sengaja menghindari matanya.

“Woohyun-ah, sebenarnya ada apa ini?” tanya Sunggyu bingung.

“Nanti aku ceritakan, Hyung! Aku harus membereskan sesuatu dulu saat ini. Dan maaf, mungkin kita akan sedikit kesulitan berurusan dengan SBS mulai sekarang.” jawab Woohyun lalu berlari keluar gedung meninggalkan sang leader yang bingung menatap dirinya dan Soojung bergantian. “Park Jiyeon, noe jeongmal babo!” gumam Woohyun sambil berlari melalui pintu belakang gedung.

To be Continued…

61 thoughts on “INFINITE LOVE (Chapter 9)

  1. Wahhh akhirnya publish juga…. Part ini seru bgt….. Neomu neomu daebakkk….

    Akhirny semua kebongkar juga…

    Update soon ya thorrrr
    Gomawo

    😀

  2. Akhir’a ketahuan jga tuh rencana’a si SooJung.. Trs eon,nanti Jiyeon eonni ǰαϑi’a sma syapa dong??
    Update soon eon..

  3. Authoooooooooooor!!!!#triakbrengL
    q tiap hri ngunjungin ni blog, untuk mlihat ad chapter 9 Infinite Love ad atw gx
    eeeeh pz pagi” q liat ad wkwkwk
    hmpir 1 bulan lhooo q nungguny
    kekekek
    daebakkk!!
    Nan joha!
    Q ska sma crtanya!
    Lnjuuut
    Eh
    tunggu…
    2 chapter t’akhir?
    B’arti…
    Bntr lg?
    Ending doong?T^T
    gpp dh
    yg pnting author bkin crt bru lg yaaa
    tpi pairingnya ttp Namu sma uri jiyeonnie ya?
    Hehe
    Fighting!
    \^o^/

  4. Akhr’x yg d’tunggu2 mncul juga. . .
    Yeayy, akhr’x trbongkar jga smua klicikan soojung. . .
    Smga aja Namu ada Jiyi cpetan balikan lagi. . .
    Huahh aq mkin pnsran aja sama next part’x, . . >.<

    thor, next part'x publish yg cpet yahh. . . Jeball

    Under The Moon kpn d'post lnjutan'x thor. . . FF itu jga bkin aq pnsran bngetzz. . .
    Smua FF author keren2 slain cerita'x mnarik cast'x jga fave aq Jiyeon-Infinite jadi makin suka dehh. . .

  5. akhirny publish juga….
    keren thor!
    next part ditunggu ya!
    ttep semangat bwt ff jiyeon yach!gumawo

  6. aaaa jinjja daebak oen !!! (y) (y)
    jinjja daebak!!! Lanjutannya cepet ya oen..
    Keren badai heheheheh
    asli deh seneng akhirnya yeoja licik keg soo jung membongkar sendiri rahasianya hahahah*evillaugh
    lanjuut eon!!

  7. Daebaaakkk!!! Unnie… Ceritanya disini tuh seru banget and menegangkan juga nge post part selanjutnya jangan lama” yah unnie! Tetap semangat!^^

  8. daebakkkk…. krennnn….
    park selanjutt.y jangn lama2 yach… tmbh penasarn…
    rencana.y smpe brp part nich???

  9. Author aku baru baca chap ini…

    oh ayolah Namu kejar Jiji sampai dapet jgn sampai JB memggantikan posisimu dihati Jiji.

    Thor tanggung jawab lho bantal aku robek gara2 digigitin sama aku pas baca part ini :B
    Author jangan lamaa jebaaallll aku penasaran bnget sama endingnya. Jangan lama yah thor yah yah yah yah, suamiku my Nam gmna itu nasibnya

    Sesungguhnya FFnya itu terkesan serius bnget jalan ceritanya. Tapi herannya aku suka thor.

    Ppali thor ppali jangan lama~ *sodorin JB*

  10. Omooo oMoooo
    Akku bener2 penasaran sm lanjutannya chingu-ah …
    Buat moment Ɣªήğ romantis doong buat merekaaaaa ,,
    Update soon , ppaliwaaaaa 😀

  11. Kyaaaa… Woohyun oppa udh tahu knytaanx.. Ayo chingu cpt post part slnjtx.. \=D/<=-P=))≈º°˚˚※ћaћaћa※˚˚°º≈\=D/<=-P=)).. Aku bru bca td lgsg sxan smp part 9 jd maaf y ga comment di stiap partx chingu.. Chingu ayo cpt di post donk lnjtnx.. Ga sbr nih..

  12. akhirnya si woohyun tau juga kalo soojung yang bikin dia sama jiyeon putus.
    ditunggu next partnya yaa ^^

  13. Huaa, akhirnya muncul jga part ini 😀
    Next partnya thor nd jngan lma d publishnya yah 🙂

  14. Haaaa akhirnya terbongkar sudah smua_ny…
    Mati saja kau soojung ssi~… :-/
    next jangan lama dönk ya ya chingu…hehe ;-D

  15. Sejujurnya lebih suka si jiyeon sama jb aja-_-v tapi kasihan woohyun nya-_-
    Tapi inti nya ni ff daebak lah^_^

  16. Lanjutannya manaaaaaaaaa ??

    FF ini terlalu 대박, ga bisa tidur gara2 kebayang muka woohyun trus 😀

  17. ahh, jinja,,,
    author mau buat saia gila mendadak, habisnya pas scrolling smbil baca, itu halamannya udh mau abis tpi knpa jiyeon mlah jdi inspirit, gak happy ending kah?!
    ehh, trnyta tbc *lemparin tomcat ke author*
    hhehe :p

  18. kapan lanjutannya thor??
    udah siapin petasan nih buat happy endingnya,,
    klo bossnya woolim ngomen namoo gk boleh pcran, dikurung aja dy bedua sama dongwoo,,

  19. Akhirnya Woohyun tau yang sebenarnya \(´▽`)/
    Rasakan tuch soojung, itu pantas kau dapatkan 😛

    Woohyun kejar Jiyeon kembali..
    Mªñª kelanjutannya thor T.T
    Penasran banget

  20. Part ini benar2 keren,sempurna pokoknya. Salut sama JB,dia tdk terlalu memaksa jiyeon tuk terima cintanya walaupun selalu membuat sindiran2 pd jiyeon dan hebat jg jiyeon tdk tergoyahkan,kkk. Akhirnya woohyun tahu jg alasan jiyeon minta putus. Lnjt baca lagi 😀

Leave a reply to 21liana Cancel reply